TERDAPAT banyak merpati di sekitar Masjidil Haram Mekah maupun Masjid Nabawi Madinah. Jumlahnya ribuan dan hidup bebas. Merpati ini dipercaya sebagai merpati keturunan peliharaan Siti Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW.
Biasanya merpati-merpati ini beterbangan di tanah lapang beraspal arah Pintu Raja Fahd Masjid Nabawi. Selain itu juga ada di pemakaman baqi yang berada di sebelah timur masjid.
Saat jemaah keluar dari masjid dari Pintu King Fahd, merpati Aisyah ini seolah olah satu komando beterbangan dari atap hotel-hotel mewah dan turun ke trotoar lapang. Mereka seperti paham bahwa jemaah akan melemparkan makanan.
Karena sudah biasa dengan manusia, merpati-merpati ini tak takut akan ditangkap atau disakiti oleh jemaah. Kalau sekadar diusir, tidak masalah. Cukup beringsut sedikit, maka jemaah tak bakal mengejar.
Dalam Islam, ada keyakinan tidak boleh menyakiti hewan. Apalagi di Tanah Suci dan hewan tersebut dipercaya berkaitan dengan Nabi Muhammad seperti merpati Aisyah. Karena itulah merpati Aisyah berkembang biak.
Jika benar merpati tersebut keturunan peliharaan Aisyah, maka yang ada saat ini adalah generasi kesekian. Sebab, Aisyah hidup di abad ke-7 dan umur hidup merpati hanya 10-20 tahun.
Merpati serupa juga ada di masjid-masjid era Nabi Muhammad SAW seperti Quba dan Qiblatain. Tapi kemungkinan burung tersebut berbeda dengan merpati di sekitar Masjid Nabawi karena jarak antar masjid cukup jauh.
Belum ada penelitian untuk menguji apakah benar merpati-merpati megan tersebut keturunan peliharaan Aisyah. Sepertinya memang tidak perlu diteliti. Yang utama bukan pada asal-usul, melainkan merpati-merpati tersebut mampu memberi nuansa alami di tengah ‘belantara beton’ Kota Madinah, cuaca panas, penjual kurma, dan kesibukan jemaah.****