JAMBITERKINI.COM – Kesiapan Bank Riau Kepri sudah sangat matang menuju bank daerah berbasis syariah. Hal itu dibuktikan dengan tumbuhnya aset dan laba perbankan dengan capaian kinerja kian kinclong.
Beberapa capaian indikator penting perbankan ini menunjukkan pertumbuhan signifikan dan memuaskan, misalnya dari sisi pertumbuhan aset. Pada tahun 2020, aset Bank Riau Kepri mengalami peningkatan hingga 10,80% atau Rp28,19 triliun jika dibandingkan tahun 2019 yakni Rp25,45 triliun.
“Pencapaian ini tentu saja lebih tinggi dari pertumbuhan rata-rata aset industri perbankan nasional yang hanya di angka 7,18%, serta pertumbuhan aset Bank Pembangunan Daerah (BPD) yakni 6,45%,” kata Direktur Utama Bank Riau Kepri Andi Buchari.
Jika dilihat dari laporan keuangan Bank Riau Kepri, proporsi Beban Operasional (BOPO) terhadap Pendapatan Operasional 2020 sebesar 73,54%, juga lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 81,61%.
Jumlah ini tercatat juga lebih baik jika dibandingkan dengan rata-rata BOPO industri perbankan umum nasional yakni 86,58% dan BOPO BPD sebesar 80,60%.
“Dengan demikian, laba Bank Riau Kepri pada tahun 2020 berhasil dibukukan sebesar Rp672,85 miliar, atau naik 47,45% dari tahun 2019 mungkin Rp456,32 miliar. Pendapatan ini justru jauh di atas rata-rata industri perbankan dan BPD yang tercatat minus, ”jelas Andi Buchari.
Pencapaian ini semakin meningkat dengan risiko tingkat kredit bermasalah, di mana angka gross dan nett NPL cenderung menunjukkan kesehatan kredit, masing-masing 2,83% dan 1,01%.
“Tugas selanjutnya, tentu kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk menghimpun DPK agar peningkatan nilai aset yang semakin tumbuh. Termasuk dalam operasional perusahaan yang juga masuk dalam strategi penting yang harus dilakukan. Sehingga perolehan laba kotor pada tahun 2020 tercatat sebanyak Rp91,9 miliar atau tumbuh sebesar 132,90% jika dibandingkan dengan tahun 2019, ”ungkapnya.
Pendapatan yang tinggi turut didukung dengan kenaikan nilai aset sebesar 86,77% dari Rp3 triliun menjadi Rp5,07 triliun. Selain itu, penghimpunan dana pihak ketiga berupa tabungan, deposito dan giro syariah tahun 2020 tumbuh hingga Rp3,50 triliun jika dibandingkan 2019 yang hanya Rp2,22 triliun.
Bank Riau Kepri juga telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp2,73 triliun pada 2020, sedangkan di tahun sebelumnya hanya Rp2,21 triliun. Dia menambahkan Bank Riau Kepri juga mengupayakan pengawasan kualitas pembiayaan dengan menurunkan angka NPF. Di mana pada 2020 lalu berhasil diminimalisir 2,24%, lebih rendah jika dibandingkan 2019 sebesar 2,84%.
“Salah satunya dengan membantu penagihan di tiap unit usaha syariah dan cabang, sehingga angka persentasenya berhasil,” sebutnya.
Andi Buchari menekankan bahwa kerja berat ini belum selesai. Mempersiapkan diri untuk konversi ke syariah yang ditargetkan rampung di tahun ini. “Semua pihak optimis dengan itu, sampai saat ini upaya untuk menuju konversi tetap dilaksanakan dari berbagai sisi dan terus digesa. Insya Allah, tahun ini BRK sudah syariah, ”tuturnya.
Direktur Utama Bank Riau Kepri ini juga menambahkan, berharap besar upaya menuju bank umum syariah yang berjalan dengan lancar, tidak berarti berarti. Dia memastikan kinerja bank syariah ini akan tumbuh seiring dengan telah dipersiapkan program kerja dan produk andalannya. *