Mobil Terbang Siap Hadir di Tahun 2022?

Mimpi menaiki mobil terbang sudah mendekati kenyataan. Federal Aviation Administration (FAA) memberikan persetujuan untuk kendaraan hybrid darat-udara untuk dapat terbang dengan kecepatan 160 km/jam.

Terrafugia untuk kendaraan yang disebut Transition ini juga telah menerima sertifikat kelaikan udara Special Light-Sport Aircraft dari agensi, sebagaimana melansir Daily Mail, Rabu (17/2/2021).

Tipe pesawat khusus ini sekarang sudah tersedia untuk pilot dan beberapa sekolah penerbangan. Meskipun demikian, masih perlu waktu sekitar satu tahun lagi sebelum komponen mobilnya bisa legal di jalan raya yaitu tahun 2022. Masih dibutuhkan pula upaya memenuhi standar keselamatan jalan raya.

Terrafugia milik China sejak awal sudah kelewat optimis dalam menghadirkan pesawat kecil dengan sayap yang dapat ditarik dan bisa melaju di jalan raya. Kendaraan ini pertama kali dijanjikan akan dijual pada 2015, lalu diundur menjadi 2018 dan kemudian 2019.

Transition ditenagai oleh mesin injeksi bahan bakar Rotax 912iS Sport 100-hp. Transition memiliki kecepatan terbang maksimal 100 mph dan jangkauan sekitar 400 mil dengan ketinggian 10.000 kaki. Mesin pesawat dapat dijalankan dengan bensin premium atau bahan bakar pesawat 100LL, sementara mobil digerakkan oleh motor listrik hibrida.

Kendaraan ini memiliki berat sekitar 589 kg dan memiliki roda pendaratan tetap. Untuk sayap memiliki lebar 8,2 m. Untuk pendaratan Transition bisa dilakukan di bandara kecil atau bentangan jalan raya yang memungkinkan.

Perlu dicatat, Transition berbeda dengan prototipe mobil terbang yang dikembangkan oleh Uber, Kitty Hawk, BMW, dan lainnya. Transition berubah dari terbang menjadi mengemudi hanya dalam waktu kurang dari satu menit, menurut Terrafugia.

Pada 2018, Transition dua kursi dibanderol dengan harga USD 400.000 atau sekitar Rp 5,5 miliar. Untuk bisa menjalankan kendaraan ini, diperlukan lisensi pilot dan juga berkendara di darat.

Selain Transition, Terrafugia sedang mengembangkan beberapa model mobil terbang, termasuk TF-X yang merupakan kendaraan hibrida listrik dengan empat kursi penumpang. TF-X direncanakan untuk menjadi semi-otonom, dengan kontrol komputer yang memungkinkan penumpang untuk mengetik tujuan mereka dengan mudah.

TF-X akan mampu secara otomatis menghindari lalu lintas udara, cuaca buruk, dan wilayah udara yang terbatas. Terrafugia diakuisisi oleh Geely milik China, dari perusahaan induk Volvo, pada 2017.(detikcom)

x

Check Also

Serangan Ransomware Lumpuhkan Layanan Imigrasi di Seluruh Indonesia

Serangan ransomware yang menghantam Pusat Data Nasional (PDN) menyebabkan kelumpuhan layanan imigrasi di seluruh Indonesia. Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy ...