JAMBITERKINI- Sejatinya teh adalah minuman menyehatkan, namun jenis teh ini disebut yang paling tidak sehat menurut ahli gizi. Seperti ini penjelasannya.
Teh adalah salah satu minuman yang menyehatkan karena minuman ini tinggi kandungan zat antioksidan yang baik untuk meningkatkan imunitas tubuh. Rutin minum teh bisa membuat tubuh tak mudah terserang penyakit.
“Semua mengandung senyawa yang membantu melawan dan melindungi tubuh dari penyakit. Minum secara teratur dapat berdampak positif bagi kesehatan,” kata Tammy Lakatos dan Lyssie Lakatos, ahli gizi yang juga penulis dari The Nutrition Twins ‘Veggie Cure’.
Teh yang dimaksud adalah racikan teh tradisional yang diminum tanpa pemanis. Namun, sekarang banyak sekali kreasi teh yang lebih modern. Salah satunya bubble tea yang terbuat dari teh hitam dengan campuran susu dan pemanis.
banyak digandrungi anak muda. Minuman teh dari Taiwan ini bahkan banyak terkenal di Indonesia, dijajakan mulai dari gerai kecil hingga merek ternama. Bubble tea saat ini jadi gaya hidup yang sulit ditanggulangi.
Dilansir dari Eat This Not That (12/2), menurut ahli gizi kembar itu, teh yang paling buruk untuk dikonsumsi itu adalah bubble tea. “Teheran adalah bubble tea,” ungkap mereka.
Walaupun rasanya enak, namun namun membual yang enak untuk dikonsumsi karena adanya kandungan gula dan susu yang tinggi. Bubble tea juga mengandung mutiara tapioka atau boba yang jumlah kalorinya juga tinggi.
“Seperempat cangkir porsi mutiara tapioka (boba) biasanya berkisar antara 150-180 kalori,” katanya.
Tak hanya boba saja yang mengandung kalori tinggi, namun kalori minuman ini bisa lebih tinggi setelah ditambahkan sirup manis dan susu ke dalamnya. “Segelas bubble tea (473 ml) dapat mengandung 400 kalori atau lebih,” ujar mereka.
Jadi, kalau sedang menjalani program diet sebaiknya menghindari konsumsi bubble tea. Sebagai petunjuk, Tammy dan Lyssie bayi untuk mengonsumsi secangkir matcha.
“Teh favorit kami adalah matcha. Dibandingkan dengan yang hijau biasa, yang memiliki 2-3 kali ipat EGCG dan katekin peningkat Metabolisme yang bisa merusak kerusakan sel,” pungkas Tammy dan Lyssie. (Detik.com)